Halo!
Dari SMP aku udah cita-cita banget mau ambil S-2 di luar negeri, dan setelah baca postinganku yang dulu, ternyata aku udah ada target buat sekolahnya di Eropa. Puji Tuhan ternyata kesampaian juga! Mulai September 2020 aku berangkat ke Belgia untuk ambil S-2 di Universiteit Hasselt (UHasselt) dengan program Master of Transportation Sciences: Traffic Safety, yang dibiayai full oleh VLIR-UOS.
Di tulisan ini, aku akan jelaskan proses dan tips untuk mendaftar program S-2 dan beasiswa ini dan yang lainnya. Perlu diingat, karena setiap program S-2 dan beasiswa punya persyaratannya sendiri, jadi yang kujelaskan nggak terlalu detail. Tetapi lewat tulisan ini semoga menginspirasi untuk mencari cara-cara efektif untuk daftar lanjut S-2 dan nggak hanya terpaku di satu cara saja.
Tips mengerucutkan pilihan program yang akan didaftarkan
Selama aku masih S-1 Teknik Sipil di Undip dan di Hanzehogeschool Belanda (cerita tentang kuliah di Hanze bisa dilihat disini), aku tertarik sama bidang transportasi dan udah memantapkan diri kalau S-2 mau fokus di bidang itu. Nah, tahap ini adalah tahap awal tapi paling penting, karena kita mesti tau mau belajar apa selama di S-2, apakah mau fokus di bidang yang beda dengan S-1, atau mau sama tapi nggak masalah (misalnya tetap Teknik Sipil) mau belajar semua bidang (yang umumnya pasti dapat pelajaran struktur dan geoteknik dan nantinya baru fokus ke bidang tertentu), atau mau fokus selama masa studi di satu bidang tertentu. Dan lebih dalam lagi, apakah mata kuliah yang ditawarkan di program tersebut sesuai dengan yang kita ingin pelajari, karena bisa aja di beberapa universitas menawarkan judul program/bidang yang sama tapi kalau dilihat ternyata isinya nggak sesuai dengan minat kita. Dengan memikirkan itu semua, lebih mudah deh untuk nge-list program mana yang kita daftar.
Tips: Karena banyak program S-2 transportasi yang terpisah dari program Teknik Sipil, aku selalu cari dulu program transportasinya dan kalau nggak ada, baru cek apakah di program Teknik Sipil itu baru dipisah jadi beberapa bidang. Selalu cek apakah dari awal perkuliahan akan fokus di bidang yang kita mau, karena bisa saja harus belajar yang lain (terutama yang nggak ada pemisahan fokus studi dari awal).
Fokus program atau negara tujuan?
Mana yang lebih penting, fokus program atau negaranya? Kalau menurutku lebih baik diutamakan cocok dengan program yang ditawarkan, karena mau dimanapun pasti kita bakal enjoy ngikutin S-2-nya. Tapi kalau memang ada banyak pilihan program yang bisa kita pilih, prioritaskan dan serius mendaftar program di negara yang kita lebih sreg. Semua orang mungkin taunya lanjut kuliah di Inggris, Jepang, Belanda, dan AS, tapi seharusnya daftar negara yang dituju nggak mentok disitu, kita harus membuka semua peluang negara mana yang menawarkan program yang diinginkan. Disini aku pernah pakai dua cara, yaitu googling "Universities in X" (misalnya Universities in the Netherlands) nanti ada list-nya dan dari situ aku cek satu-satu. Atau, aku ke website mastersportal untuk lebih memudahkan pencarian. FYI, aku tau program di UHasselt pertama kali dari mastersportal, lho.
Tips: Untuk program teknik, terutama teknik sipil, bisa fokus carinya di "university of technology". Terutama di Eropa, universitas selain itu kebanyakan fokus di program studi sosial. Tapi ini nggak mutlak sih, tetep aja mesti membuka semua kemungkinan yang ada dan dicek satu-satu biar nggak ada yang kelewat.
Beasiswa
Nah disini menariknya proses pendaftaran S-2 bagi yang mau berangkat pakai beasiswa. Selain beasiswa yang kita tau selama ini (LPDP, Stuned, Chevening, dll), ternyata ada lagi nama-nama beasiswa yang menawarkan fasilitas yang sama tapi belum dikenal orang. Beasiswa diatas itu disediakan pemerintah yang bersangkutan. Bermodal ide ini, kita bisa tau bahwa negara lain pun bisa jadi menyediakan beasiswa yang sejenis, misalnya beasiswaku yaitu VLIR-UOS dari Pemerintah Flanders di Belgia. Contoh beasiswa lain yaitu KGSP-nya Korea Selatan, MEXT-nya Jepang, atau Swedish Institute-nya Swedia. Pilihan lain? Ada! Program studi tertentu menyediakan beasiswa untuk mahasiswanya dan bahkan pihak universitas pun bisa saja menyediakan beasiswa.
Beasiswa ada banyak, tapi jangan harap syaratnya sama semua dan menawarkan nilai beasiswa yang sama. Ada yang menawarkan beasiswa full tinggal bawa koper sampai potongan tuition fee. Ada yang nggak mewajibkan pengalaman kerja beberapa tahun dan ada yang spesifik harus kerja beberapa tahun dulu. Dari sini kita mesti jeli dan atur prioritas mana yang mesti didaftar, karena percuma kalau kita nggak memenuhi syarat tapi ngotot mau daftar atau kita asal daftar biar ada pilihan tapi sebenarnya nilai beasiswanya kurang cocok di kita. Ingat, list program S-2 saja sudah pasti nggak hanya satu dan setiap pendaftaran harus dibuat spesifik untuk program tersebut dan seringkali berkas pendaftaran beasiswa nggak disatukan dengan pendaftaran S-2. Jadi banyak kan yang mesti diurus?
Atur prioritas
Keinginan kita banyak, tapi waktu nggak selalu berpihak dengan kita. Jadi saatnya atur-atur prioritas! Sebelumnya kita punya tiga hal yang penting dalam proses pendaftaran S-2: program studi, negara, dan beasiswa. Bagi yang nggak masalah mendapat beasiswa atau nggak, bisa lebih leluasa untuk menentukan program dan negara yang lebih diinginkan. Untuk yang perlu beasiswa kayak aku, fokusnya bisa lebih ke program studi dan beasiswa. Selama proses pendaftaran ini, aku selalu yakinkan kalau yang kudaftar pasti dengan senang hati kuambil sesuai dengan yang kudaftarkan. Biasanya ini lebih ke beasiswanya sih. Untuk program studi, aku sudah jelas dan cenderung mutlak untuk daftar program tertentu, dan disini negara tujuan pun sudah sepaket. Beasiswanya sendiri harus sesuai dengan yang mau kudapatkan, yaitu lebih baik yang full atau minimal yang bebas tuition dan biaya hidup. Dari situ pasti pilihan kita makin mengecil dan lebih fokus.
Walaupun semua pendaftaran harus dilakukan secara serius, ada kalanya satu pilihan lebih sreg di kita dan kita berharapnya pilihan itu yang nanti jadi kenyataan. Kita bisa kasih fokus lebih, tapi jangan mengurangi kualitas pendaftaran yang lain. Selama proses pendaftaran ini, jujur aku kepingin banget lanjut S-2nya di Belanda, dan sebenarnya untuk proses pendaftaran yang lain (re: lebih ke penyusunan motivation letter-nya sih), agak kurang mantap. Tapi akhirnya (dan Puji Tuhan) dapat di Belgia. Intinya, rejeki mana ada yang tahu, Tuhanlah yang menentukan. Jadi porsi kita yaitu harus lakukan yang terbaik semua yang jadi kewajiban kita. :)
Oiya, mungkin ada yang ragu mau daftar satu aja, atau dua, atau banyak? Kalau satu atau dua menurutku terlalu sedikit dan beresiko. Siapa tau kan udah pede nggak taunya malah ditolak? :( Lebih baik daftar beberapa, karena toh berkasnya juga secara umum sama, yang penting kita bisa kasih minimal usaha 100% di setiap berkasnya!
Pengalamanku
Setelah aku lihat lagi file daftar-daftar S-2 ku di laptop, ternyata aku daftar ke enam program. Wow! Untungnya hampir semua program tersebut punya beasiswa gandengan, jadi pendaftaran beasiswanya sekalian. Aku daftar program di Belanda (2), Jepang (1), Thailand (1), Indonesia (1), dan Belgia (1). Ada yang berhasil dapat LOA, ada pula yang nggak. Beasiswanya pun ada yang berhasil, ada yang belum sesuai harapan, ada pula yang di reject. Akhirnya yang berhasil yaitu di Belgia! Lihat program S-2 ku disini.
Secara umum, persyaratan pendaftaran S-2 itu sama, pasti memerlukan sertifikat Bahasa Inggris (kebanyakan IELTS) yang usianya < 2 tahun dengan skor tertentu, dokumen-dokumen S-1 yang berbahasa Inggris dan dilegalisir kampus, dan motivation letter. Ada universitas yang memerlukan recommendation/reference letter (biasanya 2) dan ada yang nggak, tapi untuk amannya perlu dipersiapkan. Khusus untuk surat yang ini, perlu jeli apakah mereka punya format surat khusus atau bebas bersyarat (misal harus ada kop surat, tanda tangan basah, dll). Paling senang memang yang bisa bebas, karena suratnya bisa dipakai untuk mendaftar yang lain. Pendaftaran umumnya dibuka mulai bulan Oktober untuk studi di tahun berikutnya, jadi ada baiknya berkas disiapkan sebelumnya. Daaaan, deadline untuk program yang ada beasiswanya pun bisa mepet lho, misal untuk programku dibuka mulai Oktober dan deadline berkas online dan hardcopy harus sudah beres sebelum 1 Februari.
Untuk program S-2 ku di UHasselt, berkas yang aku siapkan:
1. Paspor termasuk yang sudah dicap
2. Ijazah dan transkrip SMA yang dilegalisir dan translate-an ke Bahasa Inggris
3. Ijazah dan transkrip S-1 yang dilegalisir dan translate-an ke Bahasa Inggris
4. CV (berbahasa Inggris dan menyesuaikan format CV yang dipakai di Belgia atau Eropa)
5. Motivation letter
6. Formulir pendaftaran beasiswa VLIR-UOS (termasuk foto paspor)
Nah, bisa dilihat disini kalau aku nggak memerlukan recommendation letter, tapi suratnya dibutuhkan di pendaftaran yang lain. Lalu, berkas pendaftaran ke UHasselt pun harus dikirim fisiknya ke Belgia, yang mungkin untuk pendaftaran lain nggak perlu atau nanti menunggu keputusan kita diterima atau tidak.
Setelah rampung urusan daftar-mendaftar, langkah selanjutnya yaitu hanya menunggu dan berharap yang terbaik :) Kebanyakan universitas dan pemeberi beasiswa sudah memberikan target kapan mereka akan memberi keputusan, jadi kita bisa tau kapan harus sering-sering cek e-mail. Seandainya kita dapat LOA dan/atau beasiswa, kita perlu jeli cek kapan deadline responnya dan apa yang harus kita urus sesegera mungkin.
Selanjutnya?
LOA dan surat beasiswa sudah ditangan, selanjutnya kita harus aktif berkomunikasi dengan pihak kampus dan pemberi beasiswa mengenai visa, akomodasi, dan hal-hal penting lain yang harus diurus sebelum berangkat. Sisanya tinggal siapkan mental dan barang-barang yang perlu dibawa untuk S-2 ke negara tujuan!
Semoga sukses! :)
Comments