top of page

Traveling Around KL

Writer's picture: Irene SitohangIrene Sitohang

Wanderlust: a strong desire to travel.

Halo! Setelah hint sana-sini, akhirnya jadi juga menulis post yang satu ini! Isi post ini adalah favoritku, karena bakal membagi pengalaman mengenai jalan-jalan di kota di luar negeri dengan menggunakan transportasi umum! *grin* Kemana? Yap, dari judulnya udah ketauan kalau pengalaman kali ini dari Kuala Lumpur, Malaysia.. :)

Jalan-jalan di KL ini adalah lanjutan dari kegiatan EDMAT-38 yang lalu (post bisa diklik disini), jadi setelah camp berakhir, aku punya waktu bebas 2 hari untuk explore KL, yaitu tanggal 24-25 Januari 2017. Sebenarnya agak bosan juga karena 2 minggu sebelumnya aku baru mengunjungi KL, tapi kali ini beda, pergi kemana-mana mesti pakai transport umum. Jalan-jalan kali ini, aku pergi bareng teman-teman delegates EDMAT-38 FT Undip, lhoh! Totalnya kami ber-12, jadi rame deh. Oke, disini aku akan fokus untuk penggunaan moda untuk kemana-mananya ya! Let's go!

1. Grab: UM ke Fernloft, Chinatown

Setelah EDMAT-38 berakhir tanggal 23 Januari, kita masih dikasih waktu untuk tinggal di Kolej Kediaman Tuanku Bahiyah di UM tanggal 24-nya sampai jam 12.00. Nah, berarti kita mesti mencari tempat menginap untuk tanggal 24 malam. Setelah survey (agak) panjang, akhirnya kita putuskan untuk menginap di Fernloft. Biaya permalamnya itu sekitar 20-25RM, terbilang murah untuk menginap yang layak. Tadinya kita mau pakai kendaraan umum buat sampai ke Fernloft, tapi karena banyak cewek-cewek dan koper kita juga gede, jadinya kita pake Grab aja deh. Lupa ya habis berapa, tapi karena kita berbanyak orang jadi nggak mahal-mahal amat.

Tips: Kalau mau pakai Grab, lebih baik rame-rame biar bisa di-split bayarnya.

2. Purple Line: Fernloft ke KLCC/Petronas Twin Tower dan Fernloft ke KL Tower

Penginapan kita itu deket banget dengan Bus Station Pasar Seni lho, cuma jalan kaki sekitar 2-3 menit deh, dekat ya. Dari stasiun bus, kami menggunakan bus Purple Line untuk ke Petronas, atas saran resepsionis Fernloft. Oiya, purple line ini adalah fasilitas Pemerintah Malaysia kepada turis buat explore KL, jadi naik ini gratis (Love free stuff!haha) Kenapa ya dinamakan purple line? Nah, tadinya aku pikir karena bus yang akan digunakan itu berwarna ungu, memang benar warna ungu atau mirip-mirip pink gitu, tapi ternyata semua bus turis gratis ini warnanya sama, cuma kita harus perhatikan betul moving info di depan busnya: Purple line, Green line, atau Blue line. Keuntungan menggunakan bus ini yang pastinya karena gratis, tapi ya banyak juga kekurangannya, yaitu waktu tempuhnya lama (karena sering berhenti dan kena macet juga) dan waktu tunggu di halte lama. Apalagi pengalaman kita pas mau pakai bus ini dari KL Tower buat balik ke Fernloft (waktu itu malam hari dan udah hampir berakhir waktu operasinya), bus datang 15 menit sekali dan sering nggak berhenti di halte, mungkin karena udah last ride jadi udah ga terima penumpang lagi kali ya..

Warna busnya memang ungu, untuk ketiga line: Purple line, Green line, dan Blue line, jadi fokus ya saat naik bus, jangan salah naik bus

Di dalam purple line

3. RapidKL: KL Tower ke Fernloft

Berkat menunggu purple line kelamaan nih, jadinya kita nyoba RapidKL. Ternyata ada hikmahnya juga ya nunggu purple line kelamaan, hehe. Naik RapidKL ini kita mesti menyiapkan uang 1RM dan dibayar langsung ke driver. Oiya, RapidKL ini ada ratusan rute lho, makanya kalau misalnya kita nggak yakin mau pake RapidKL nomer berapa, dicari dulu ya di Google, dan waktu bayar kita mesti tanya-tanya ke driver, apakah bus ini akan bawa kita ke tempat tujuan. Malu bertanya sesat dijalan!

(Tidak ada foto.. Bagian dalamnya seperti purple line, hanya bagian luar berwarna biru-krem-merah. dapat dilihat gambarnya di sini)

4. LRT: Practically Everywhere!

Bisa dibilang kalau LRT ini moda favoritku selama di KL. Di KL, LRT ini dibagi menjadi 2, elevated dan underground. Lalu, LRT ini juga dibagi menjadi beberapa line, kebetulan aku hanya pakai Kelana Jaya Line. Untuk beli token, kita mesti menggunakan mesin, dan aku berterima kasih dengan pengalamanku dulu beli-beli tiket transportasi selama di Eropa, jadi lumayan lancar deh urusan beli-beli tiket! Yang membedakan itu adalah yang keluar berupa token berbentuk lingkaran, warna biru untuk LRT. Ketika mau masuk dan keluar ruang tunggu kereta, kita harus check-in dan check-out pakai token kita, jadi jangan sampai hilang ya token-nya, dan jangan ganti destinasi karena token kita itu sudah sesuai lokasi tujuan kita. Oiya, jadi di Pasar Seni, stasiun bus, LRT, dan komuter itu terintegrasi, jadi sangat praktis untuk berganti moda dan mendapatkan kendaraan yang akan bawa kita ketujuan dari Fernloft.

Beli token LRT pakai mesin

Ini lho token birunya

LRT yang underground dikasih gerbang pembatas, biar lebih aman

Untuk LRT elevated, tanpa gerbang pembatas. Oiya, LRT yang dari Pasar Seni ke KL Sentral itu lebih padat dari yang di foto lho, sumpek deh pokoknya

5. Komuter: Fernloft-Batu Caves

Untuk ke Batu Caves, kita nggak bisa pakai LRT, bisanya pakai Komuter. Waktu itu kita beli token komuter langsung di counter. Waktu itu aku naik komuter dari Stasiun Kuala Lumpur untuk menuju Stasiun Batu Caves. Jadi Stasiun Batu Caves ini stasiun terakhir dan turunnya langsung di area Batu Caves, praktis banget ya! Nah, untuk membedakan token LRT dan komuter, bisa dilihat dari warnanya. Komuter menggunakan token warna kuning. Naik komuter ini kurang reccomended buat kalian yang mau cepat-cepat sampai tujuan, karena rel komuter kan berbagi dengan rel kereta api (kayak komuter di Jakarta), jadi ada kalanya komuter berhenti dan menunggu relnya bebas dari gerbong kereta lain.

Bedanya token LRT dan komuter itu di warnanya

Stasiun Komuter Kuala Lumpur untuk menuju ke Batu Caves

Ditunggu yang sabar ya! Oiya, informasinya dapat diandalkan kok, tepat waktu

Bagus juga komuternya

Di dalam komuter, mirip interiornya LRT, tapi LRT lebih modern

6. KLIA Express: KL Sentral ke KLIA2

Dari semua moda yang aku coba selama di KL, KLIA express ini yang paling mahal, karena untuk tiketnya sendiri aku perlu menyediakan uang sebesar 55RM. Mahal ya, tapi sebanding kok dengan cepatnya perjalanan dari KL ke KLIA2 (hanya 33 menit, kalau ke KLIA 28 menit), dan hitung-hitung pengalaman lah, kapan lagi ke KL dan bisa nyoba KLIA express.. Untuk naik KLIA express, kita mesti ke KL Sentral dulu, kalau kemarin aku dari stasiun LRT pasar seni, aku beli tiket untuk 1 kali pemberhentian ke KL sentral pakai Kelana Jaya Line. Sialnya, karena waktu itu jam pulang kantor, LRT selalu penuh penumpang, untungnya setelah menunggu 5 LRT barulah bisa naik, hahaha.. Lumayan pengalaman..

Untuk teman-teman yang suka penasaran, ada baiknya coba KLIA express, tentunya harus disisihkan dulu uangnya untuk beli tiket ya! Dijamin worth it!

KL Sentral, terminal terintegrasi untuk LRT, Komuter (kalau dari petunjuknya), RapidKL, dan KLIA Express dan KLIA transilt (KL Sentral - (transit) - ... - (transit) - KLIA - KLIA2)

Ruang tunggu KLIA express. Oiya, dibedain ruang tunggunya KLIA transit sama KLIA express

Kartu KLIA express. Beli tiketnya di counter. Dari rute di kartunya, nggak ada transit dari KL Sentral ke KLIA, nggak kayak KLIA transit yang ada pemberhentiannya selama di jalan

Di dalam KLIA express, lihat tuh, ternyata masih ada aja yang nggak kebagian tempat duduk, rugi ya bayar 55RM tapi nggak dapat tempat duduk, hehe

7. Shuttle Elf di KL Tower

Kalau kita ke KL Tower, nggak perlu repot-repot jalan kaki ke menaranya, karena ada free shuttle elf buat antar kita dari gerbang KL tower ke menaranya. Waktu tempuhnya kurang lebih 3 menit.

Menunggu shuttle elf di kompleks KL Tower

Ini dia penampakannya!

8. With my beloved feet! Literally everywhere

Moda praktis bawaan lahir tentu masuk daftar dong! KL adalah kota yang ramah pedestrians, jadi kita nggak perlu khawatir untuk jalan-jalan di kotanya, karena trotoarnya lebar dan aman. Selain itu, zebra crossnya sudah dilengkapi green man, jadi lebih aman untuk menyebrang, cuma memang lama untuk nunggu green man-nya hijau sih.

Ternyata banyak juga ya moda transport di KL, jadi bagi teman-teman yang ingin jalan-jalan keliling KL, terutama yang solo traveler, jangan takut, karena kemana-mana di KL gampang dan transportasinya sangat bisa diandalkan. Semoga post ini bermanfaat ya!

0 comments

Recent Posts

See All

© 2023 by LIVING THE DREAM Irene Sitohang. Proudly created with Wix.com

bottom of page