top of page

I wish we have these great public transportations

Writer's picture: Irene SitohangIrene Sitohang

Q: Susah gak sih jalan-jalan di luar negeri tapi ga pake travel agent?

A: Nggak dong.. Kan bisa ngerencanain tempat wisata sendiri, mau lama atau cepet di tempat wisata itu tergantung kita, mau dari pagi sampe malem ya terserah kita.

Q: Nah, terus gimana caranya bisa kemana-mana di kotanya?

A: Gampaaang, kan ada transportasi umum!

Yes, salah satu alasan enaknya jalan-jalan di kota maju itu adalah transportasi umumnya yang luar biasa keren. Bersyukur banget bisa nyoba berbagai macam moda transport seperti tram, metro, bus, trolleybus, kereta, yang sistemnya sangat baik dan on time pula! Nah, pingin tau kan bagaimana cara menggunakan transportasi umum di kota-kota di Eropa? Let's scroll down!

1. Paris

Menggunakan hop-on-hop-off bus di Paris. Muka kering karena winter dan lotion wajah yang kurang melembabkan *sad*

Sebenarnya di Paris aku cuma nyoba naik kereta dari Charles de Gaulle Airport ke Gare du Nord. Harga tiketnya itu EUR10 one way, mahal ya TT... tapi kalo mau ke pusat kota, ya perlu naik kereta itu. Keretanya bagus dan bersih, sebanding dengan tarifnya hehehe

Nah untuk di kota Parisnya sendiri, sebenernya pingin banget mau pake metro ke tempat turisnya, terus jalan kaki untuk ke lokasi yang berdekatan, tapi semua sirna karena ada tawaran pake hop-on-hop-off bus yang lebih simpel, ya udah deh pake itu :p.

2. Czech Republic

Dua foto di atas adalah di Pilsen. Di Ceko (dan Eropa), disediakan informasi berapa lama transportasi yang ingin kita pakai itu sampai di halte. Di Pilsen, tram diberi warna kuning.

Transportasi yang merah itu di Praha. Di Praha juga ada metro, dan bisa dilihat dekorasi stasiunnya difoto terakhir. Metro di Praha ada 3 line; warna kuning, biru, dan merah.

Di Ceko sendiri, mereka punya aplikasi yang namanya IDOS (http://jizdnirady.idnes.cz/). Dari aplikasi ini, kita bisa liat jadwal kereta dan bus dari mana aja di Ceko ke Ceko atau ke luar Ceko. Selain itu, mereka juga bisa cek dari internet jadwal pergi dari stasiun atau halte tertentu dan sampai ke halte tujuan dengan tram, bus, atau trolleybus.

3. Vienna

Di Vienna, aku pake metro atau namanya U-Bahn dan beli tiket untuk 1 hari (24 jam).

4. Jerman

Sewaktu di Munich, aku pingin banget ke Allianz Arena dan kebetulan stadiumnya jauh dari pusat kota, jadi harus pake transportasi umum. Yap, U-Bahn. Sebenarnya ini pengalaman pertama naik transportasi umum tanpa ditemani orang lokal lho, waktu di Ceko sebelum project exchange mulai, waktu pake tram atau metro itu semuanya tinggal ngikut aja, jadi waktu di Munich ini emang bener-bener tantangan deh! Mulai dari bingung gimana cara beli tiketnya, milih tiket apa yang mau dibeli, terus turun di stasiun yang mana, banyak deh. Tapi karena pengalaman ini, aku jadi berani untuk pake transportasi umum di kota lain!

Kalo mau ke Allianz Arena, turunnya di stasiun Fröttmaning yaa

Kalo di Berlin, aku lebih seneng pake S-Bahn. U-Bahn sama S-Bahn itu sama-sama kereta (atau semacam metro kalo di Praha). Bedanya, U-Bahn itu di bawah tanah, S-Bahn itu di atas permukaan tanah. Interiornya mirip untuk U-Bahn nya Vienna dan Munich dengan S-Bahn nya Berlin, nahhh U-Bahn Berlin sendiri itu aku udah pernah coba, dan ternyata sempit banget dan stasiunnya itu bikin bingung.

Aku juga awalnya bingung pake S-Bahn di Berlin. Waktu itu nyampe di Berlin udah malem jam 8-an, dan turunnya kecepetan :p tapi kalo dipikir-pikir, beruntung banget aku turunnya kecepetan karena bus stop bis yang aku tumpangin dari Praha ke Berlin itu ada di luar gedung stasiun S-Bahn (Südkreuz) dan seharusnya aku turun di stasiun bus yang agak jauh dari stasiun S-Bahn Messe Nord/ICC (nggak jauh-jauh amat sih, tapi kan karena malem jadi ngeri juga ya?).

Di Berlin itu aku beli tiket 1 Hari yang bisa dipake sampai jam 3 pagi di hari berikutnya (bukan tiket 24 jam), jadi lebih untung kalo di validasiinnya dari pagi biar puas pake S-Bahn hahaha.

5. Budapest

Oiya, di negara-negara seperti Austria, Jerman, dan Ceko, umumnya kita (penumpang) itu nggak terlalu dicek terlalu ketat, apakah kita punya tiket untuk pake transportasi umum. Yang pasti, ketika tiba-tiba ada polisi atau petugas yang berwenang, kita mesti siap menunjukkan tiket yang valid. Nah, di Budapest beda. Setiap kita naik transportasi umum, pasti ada petugas yang ngecek tiket kita, jadi harus taat peraturan ya...

Di Budapest, metronya itu jadul banget deh, soalnya metro di Budapest itu tertua kedua di dunia. Eskalatornya aja udah tua :p. Walaupun begitu, mesin tiketnya modern kok dan mudah digunakan.

(Maaf ga ada fotonya:p)

6. Brussels

Di Brussels, aku sebisa mungkin nggak pake transportasi umum, karena mau ngirit :p, tapi berhubung aku kepingin ngeliat Atomium dan itu jauh dari pusat kota, jadi mesti pake Metro. Di bawah ini adalah foto stasiun Metro di Brussels. Metronya sendiri menurutku terbilang tua dibanding metro di Jerman, Vienna, dan Amsterdam.

7. Amsterdam

Katanya sih 'save the best for the last'. Di Amsterdam, aku pake banyak jenis kendaraan, dimulai dari pake kereta yang namanya NS (Nederlandse Spoorwegen) yang terintegrasi dengan airport Schiphol, mudah banget deh. Apalagi hostelku dulu deket stasiun kereta Biljmer Arena (stasiun ini juga merupakan stasiun metro), jadi tambah sip. Memang sih, tarif keretanya lebih mahal, tapi kalau dari bandara ke kota atau sebaliknya, pilihannya cuma kereta (selain taksi dan kendaraan pribadi).

Untuk keliling-keliling di kota Amsterdam, aku beli tiket harian, pertamanya aku beli tiket yang 48 jam, tapi nyesel banget beli yang itu karena aku beli lagi tiket 24 jam (harusnya bisa ngirit EUR2.50 tapi ya sudahlah). Dengan tiket ini, aku bisa pake transportasi umum GVB apa aja; metro, tram, dan bus. Setiap mau masuk dan keluar stasiun metro atau tram atau bus, kita mesti check in dan check out. Pertamanya aku nggak ngerti itu maksudnya ngapain, ternyata ada chip di dalam kartu tiketnya, dan untuk membuka gate keluar dari stasiun, kita mesti menempelkan kartunya ke detektor khusus (bingung gimana mau deskripsiinnya).

Perhatikan 3 foto dari atas, di samping kiri nama stasiunnya itu ada logo yang menandakan kalo di stasiun itu kita bisa naik kereta NS, dan perhatikan juga di foto stasiun Amsterdam Sloterdijk dan Amsterdam Bijlmer Arena (btw, stasiun Amsterdam Bijlmer Arena ini dekat banget sama Ajax Stadium lho, tinggal jalan kaki), di samping kanannya ada logo yang menandakan kalo itu stasiun metro.

Di foto ke empat (tengah kanan) kita bisa ngeliat kalau transportasi di Amsterdam itu umumnya berwarna biru, dan di foto ke-5 (bawah kiri) itu metro di Amsterdam.

Sewaktu di Belanda, aku juga jalan-jalan ke Volendam, dan untuk ke Volendam, kita nggak bisa pake kartu transportasi untuk di kota, jadi beli kartu lain. Lebih mahal sih, tapi... :p Oiya, kalau mau ke Volendam, kita bisa ke Amsterdam Centraal Station, di situ ada semacam stasiun bus untuk ke luar kota, nah ke Volendam pakai bus merah di foto terakhir itu.

 

Penasaran nggak sih, gimana bentuk tiket-tiket transportasinya? Ini dia!! (Lumayan juga jadi souvenir :p)

Keterangan warna:

Ceko, Jerman, Austria, Hungaria, Belgia, Belanda.

1: Tiket 1 kali perjalanan di Pilsen, bisa dipakai untuk tram, trolleybus, atau bus. Ada alat khusus di dalam kendaraan untuk membolongi tiket.

2: Tiket metro 1 kali perjalanan di Praha

3: Tiket 24 jam di Praha

4: (sepertinya) tiket 1 kali perjalanan di Praha

5: Tiket 1 kali perjalanan dengan U-Bahn di Munich

6: Tiket 1 kali perjalanan dengan U-Bahn di Vienna

7: Tiket 24 jam dengan U-Bahn di Vienna

8: Tiket 1 hari (sampai jam 3 pagi) dengan S-Bahn di Berlin

9: Tiket 1 kali perjalanan dengan metro di Budapest

10: Tiket 48 jam dengan transportasi GVB (metro, tram, atau bus) di Amsterdam

11: Tiket 1 kali perjalanan dengan metro di Brussels

12: Tiket 24 jam dengan transportasi GVB (metro, tram, atau bus) di Amsterdam

13: Tiket 1 kali perjalanan dengan bus dari Amsterdam ke Volendam

14: Tiket kereta NS dari Amsterdam Bijlmer Arena ke Schiphol Airport

1 CZK: 553.16 IDR

1 EUR: 14946.71 IDR

1 HUF: 47.87 IDR (1 kali naik metro di Budapest 350HUF)

© 2023 by LIVING THE DREAM Irene Sitohang. Proudly created with Wix.com

bottom of page